Senin, 22 Desember 2014

Bahagia itu Sesederhana : Bersyukur

Saat posting ini, ak sengaja sambil mendengarkan lagu afgan : cinta tanpa syarat. Yup, malam tadi ak belajar satu hal lg darimu..

Seorang suami yg mencintai diriku tulus tanpa syarat. Mas, semakin ak bersyukur memilikimu ak semakin menyadari bahwa betapa bahagianya diriku.

Cerita melow ini berawal dr kisah rusaknya jam tangan yg sudah hampir 5 thn menemani kegiatan ku. Tanpa diduga2 jam tangan itu rusak tdk bergerak lg sejak 2 minggu lalu. Tp krn memang kondisi keuangan menipis, jam tsb hnya bs disimpan rapi dlm almari. Dan sampailah pd tgl 17 des, dimana uang bonus mu keluar, aku pun meminta tolong kamu utk memperbaiki jam tsb.

Setelah terpending belum smpat jg kamu kerjakan, kemarin akhirnya kamu membawa jam tsb ke tukang reparasi. Dan saat malam kita bertemu, kamu pun menceritakan bahwa jam tsb sdh tdk bs diperbaiki lagi. Saat cerita itu keluar, sebetulnya ak berpikir ini memang sdh saatnya jam tsb beristirahat. Namun tiba2 hati dan pikiran ini jd berkecamuk.

Rasa penyesalan dan ego pun timbul mengalahkan perasaan cintaku dlm sesaat tsb. Yaaa, penyesalan bahwa ak tdk memiliki uang yg memadai utk membeli jam yg baru, krn br beberapa hr yg lalu semua bonus dan gajiku sdh habis kuberikan utk kebutuhan rumah tangga kita. Ak membayangkan mngkin br tahun depan ak bs kembali memiliki jam tangan. Rasa sedih itu pun membuatku merasa apa ini hidup yg hrus kujalani.. kenapa kaki ini terasa agak berat utk melangkah dlm kehidupan, berat utk menghentikan air mata yg seketika turun saat perjalanan di motor malam itu.. ak hanya berusaha mencerna semua rasa itu dlm diam.

Sesampainya dirumahpun, ak tak bs menatap dirimu krn ak sdng menata hati utk tdk membuatmu jg sedih akan perasaan berkecamuk yg kurasakan. Tapi, tiba2 kamu peluk aku, kamu pun berkata "kamu jgn marahya, jgn kesal atau malu. Coba liat didepan tv" seketika ak menangis melihat sebuah kartu dan jam tangan manis siap utk dipakai.

Jam tangan sederhana, yg memang bukan merk asli. Tp cukup manis dan tdk terlihat murahan. Trnyata suamiku membelikan sebuah jam dgn cara mengurangi budget service motornya bulan ini.

Dalam kartu pun ditulis, "sewaktu saat nanti aku janji akan kasih yang lebih baik lagi".. Mas, meskipun saat ini kita dlm masa yg sulit, tp ak tetap akan mencintaimu..

Seperti lagu afgan yg saat ini msh mengalun..

"Aku belajar mencintaimu, mencintai tanpa syarat apapun
Meski kau yg tersulit utk ku
Tapi ak tak ragu

Kini kita sudah semakin jauh
Bahkan sulit utk kembali
Ku beri semua yg ada padaku
Tanpa syarat apapun

Ku ingin selalu ada di hatimu
Aku lelaki yang tak bisa mudah menggantimu

Meski aku tahu, akan kelemahanmu
Ku takukan lari, karena cintaku sempurna"

Mas, ak masih jauh dr istri yg sempurna.. tapi kamu tetap terus bersabar dan tak pernah lari.. sekarang ak semakin yakin krn memang cintamu itu... sempurna.

Terima kasih suamiku

Jumat, 05 Desember 2014

Keluhkesah : 5 Des 2014

Saat kita ingin dimengerti, kadang ada saatnya jg kita belajar utk mengerti.

Lalu apa yg hrus dilakukan jika dua hal itu dtng disaat yg bersamaan? Mungkin jawabnya dilihat skala prioritas, dan urgensitas.

Bagaimana juga jika ego timbul disaat itu dan rasa mengalah tenggelam dgn rasa lelah yg ada?  Mungkin jawabannya hanyalah : "Diam"

Yup, saatnya berkeluhkesah.. tgl 5 des, tepat di penghujung minggu, weekend already coming tp justru rusak krn pembahasan diatas.

Singkat cerita, hr ini kondisi jakarta diberikan hujan merata sehingga menimbulkan beberapa asumsi2 bagi saya si anak angkutanumum :
1. Jaringan kereta kemungkinan gangguan krn genangan air dimana2
2. Lalu lintas busway pasti padat gila, weekend plus hujan
3. Pagi ini mas indra parkir mobil dearea pulang malem. Jd sudah psti dia akan pulang utk wktu yg tdk ditentukan.

So, akhirnya tercetuslah ide agar sang suami menjemput kekantor (iya pulogadung-tbsimatupang-Bintaro) awalnya agak ga tega jg, namun apa daya saat itu memang solusi trbaik memang pulang naik motor dan dijemput.

Akhirnya perjalanan panjang sang suamiku pun dimulai, dr mulai kehujanan, dan parkir ditengah kemacetan sudirman. Suamiku sebetulnya tdk pernah mengeluh sepanjang perjalanan yg hrus ditempuh dlm wktu total 3 jam itu.

Sesampainya dirumahpun, dia msh terlihat santai meskipun langsung merebahkan badan duduk didepan tv.

Naah, sampailah kita pd puncak cerita kali ini : siang ini, ak memang sengaja membelikan  baju kemeja baru utk suamiku. Sehabis Ia solat isya dirumah kami, ak langsung bercerita mengenai keberadaan kemeja baru ini.. ternyata responnya hanyalah : "besok ajaya liatnya, ak mau tidur dl kena hujan td mngkin"

Whaaaaaaaaaaat???? Bhkan kemeja itupun dilihat pun engga. Awalnya berusaha menerima bhwa dia mngkin benar2 lelah. Tp ada perasaan menggelitik di dada : baru satu hr dia ke pulogadung sdh tepar, lalu bagaimana ak yg tiap hr pulang kereta berdiri 2 jam, lalu msh menyempatkan diri utk memasak malamnya, bersih2 rmh, mempersiapkan menu utk besok pagi...

Ya kembali lg kepembahasan pertama postingan ini, ak hanya bisa DIAM.

Nite all